Kim Jong Un Sambut Putin dengan Karpet Merah: Pertemuan Bersejarah di Pyongyang
NAGAGG NEWS, 19 Juni 2024 – Kim Jong Un menyambut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan gelaran karpet merah di Pyongyang, Korea Utara. Kedatangan Putin ini menandai kunjungan pertamanya ke Korea Utara dalam 24 tahun terakhir. Kunjungan ini menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat, terutama dalam menghadapi tekanan dan sanksi internasional. Stasiun televisi Korea Utara menayangkan kedatangan Putin yang disambut dengan kemeriahan serta simbol-simbol persahabatan antara kedua negara, seperti potret Putin, bendera Rusia, dan Korea Utara yang menghiasi jalanan ibu kota.
Dalam sambutannya sebelum tiba di Pyongyang, Putin menyampaikan rasa hormatnya terhadap dukungan Korea Utara terhadap tindakan militer Rusia di Ukraina. Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 1 Februari 2022, yang kemudian mendapat kecaman internasional dan sanksi dari negara-negara Barat. Putin menekankan pentingnya solidaritas antara Rusia dan Korea Utara dalam menentang apa yang disebutnya sebagai ambisi Barat untuk mendominasi tatanan dunia. Pernyataan ini menunjukkan sikap tegas kedua negara dalam mempertahankan kedaulatan dan kepentingan mereka di panggung internasional.
Kunjungan ini juga menyoroti kekhawatiran internasional tentang potensi pengaturan senjata antara Korea Utara dan Rusia. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Korea Utara mungkin menyediakan amunisi yang sangat dibutuhkan Rusia untuk melanjutkan operasi militernya di Ukraina. Hal ini memicu kekhawatiran lebih lanjut mengenai pelanggaran sanksi internasional dan stabilitas di kawasan. Meski demikian, baik Pyongyang maupun Moskow menyangkal adanya transfer senjata yang melanggar sanksi Dewan Keamanan PBB, yang sebelumnya juga disetujui oleh Rusia.
Putin dalam pernyataannya juga mengecam sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat, menyebutnya sebagai pembatasan sepihak yang ilegal. Ia menekankan pentingnya mengembangkan sistem perdagangan dan pembayaran yang tidak dikontrol oleh Barat, sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi kedua negara. Selain itu, Putin mengungkapkan rencana untuk memperluas kerjasama di berbagai bidang termasuk pariwisata, budaya, dan pendidikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral dan memberikan manfaat bagi kedua negara dalam jangka panjang.
Selama kunjungannya, Putin didampingi oleh beberapa pejabat tinggi Rusia, termasuk Wakil Perdana Menteri Denis Mantrurov, Menteri Pertahanan Andrei Belousov, dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. Kehadiran pejabat-pejabat ini menunjukkan keseriusan Rusia dalam memperkuat hubungan dengan Korea Utara. Sejumlah dokumen penting juga diharapkan akan ditandatangani selama kunjungan ini, termasuk kesepakatan kemitraan strategis yang komprehensif. Ini akan menjadi landasan kuat bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan global bersama-sama.
Kunjungan Putin ke Korea Utara juga diamati dengan cermat oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kedua negara ini menuduh Korea Utara telah menyediakan peralatan militer kepada Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina, yang mungkin sebagai imbalan atas bantuan teknologi militer. Meski demikian, tuduhan ini dibantah oleh kedua negara. Pemerintah AS dan Korea Selatan tetap waspada terhadap perkembangan ini dan terus memantau hubungan bilateral antara Korea Utara dan Rusia, yang dinilai dapat mempengaruhi dinamika keamanan di kawasan.
Dalam beberapa hari mendatang, Putin dijadwalkan untuk melanjutkan perjalanannya ke Vietnam. Kunjungan ke Asia ini menunjukkan upaya Rusia untuk memperkuat aliansi dan mencari dukungan di tengah isolasi internasional yang dihadapinya akibat konflik di Ukraina. Pertemuan antara Putin dan Kim Jong Un di Pyongyang bukan hanya sekadar simbol persahabatan, tetapi juga langkah strategis dalam membangun kemitraan yang lebih kuat di masa depan. Bagi kedua negara, kunjungan ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan solidaritas dan kekuatan dalam menghadapi tekanan global.